Kisah Bubur Suro

BUBUR SYURO
BUBURNYA NABI NUH AS

Alkisah, setelah sekian lama kapal yang dinakhodai oleh Nabi Nuh AS terapung-apung tak tentu arah, tak jelas hingga kapan nasib begini akan berakhir, sedangkan bekal makanan untuk bisa bertahan hidup sudah mulai menipis, para penumpang dan seisi kapal kemudian mulai resah dan gelisah.

Sang Nabi - Nuh AS - rupanya menangkap kegelisahan itu. Kemudian beliau segera saja  memerintahkan kepada semua seisi kapal, menyerukan maklumat supaya mengumpulkan jadi satu, semua bahan makanan yang masih tersisa.

Setelah terkumpul semua, Nabi Nuh AS kemudian memasaknya dalam satu bejana besar. Di atas tungku perapian, diaduklah semua bahan itu dengan air, hingga mendidih, hingga lebur jadi satu, dan jadilah bubur.

Sang Nabi AS kemudian mengumpulkan para penumpang. Mereka disuruh duduk melingkar. Lantas beliau berseru, "Marilah kita memohon ke Hadirat Ilahi Robbi, agar kita segera diselamatkan dari musibah ini. Amin." Dan mereka serempak mengamini doa Sang Nakhoda ini.

Sesudah itu, atas perintah Nuh AS, mereka beramai-ramai menikmati bubur, sebagai santapan  terakhir mereka, karena memang telah habis semua bekal.

Subhaanallah - Allah kemudian mengabulkan doa Nabi Nuh AS yang diamini semua penumpang itu. Lautan air bah itu, dengan pelahan namun pasti, kemudian surut. Dalam tempo hanya kurang dari satu hari, kapal dan seisinya itu telah sampai di daratan yang lama dirindukannya.

Dan saat itu, adalah tanggal 10 Muharrom, atau yang lazim kita kenal dengan sebutan Hari Asyuro. Dan inilah "Bubur Asyuro" yang pertama kali dibuat manusia, untuk doa keselamatan. Bubur Syuro itu, yang kini mentradisi di masyarakat kita, awalnya adalah buburnya Nabi Nuh AS.

Doa Awal Dan Doa Akhir Tahun