Terjemahan Manaqib

terjemah manaqib bab 1-7
TERJEMAHAN MANAQIB SYAKIH ABDUL
QODIRJAILANI RA
Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL
QODIRJAILANI ra BAB I
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
pengasih lagi Maha Penyayang Segala Puji Bagi
Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Dengan membawa syari'at
yang sempurna dan agama yang murni, yakni
agama Islam serta menghiasi atas kerasulannya
dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para
sahabatnya yang pemberani dan mendapat
hidayah.
Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa
yang dikehendaki dan pengikut-pengikut
agamaNya
Dinaikan ketingkat 'ilmu ma'rifat dan haqiqot
serta memberi siraman lautan ilmu lathifah serta
pelita ilmu Ketuhanan
Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan
perintis kejalan Allah yang maha Agung lagi
Maha Mengetahui Mengajak hamba Allah lewat
dijalan setinggi-tingginya jalan yang lurus.
Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan
sholawat dan salamnya kepada junjungan NAbi
Muhammad SAW. Dan para sahabatnya serta
orang orang yang mengikuti agama islam dan
semoga Allah memberikan Taufiq Kepada kita
untuk memperoleh Hidayah melalui petunjuk-
petunjuk beliau, mengikuti amalan-amalanNya
Serta mendapatkan pembagian nur (cahaya)
dari orang-orang tersebut agar dapat
menghilangkan Kegelapan kebodohan, selagi
manaqibnya orang-orang tersebut masih harum
semerbak, berkumandang didengar, lestari.
Dawuh dawuh kebenaran riwayat keutamaanya,
yang demikian itu akan membangkitkan
semangat ta'at dan kebaktian kepada Allah.
Adapun setelah itu semua: Maka berkatalah
orang yang membutuhkan kemurahan Dzat yang
Maha Mulia dan MahaPenyelamat, yakni Syaikh
Ja'far bin Hasan bin 'Abdil Karim Al
Barzanjiyyu,: Kitab manakib ini hanya
merupakan Bagian kecil penjelasan perilaku wali
Quthub yang bisa memberi pertolongan; sebagai
perantara agar terkabul tujuannya, pimpinan
para wali arif billah, Imam para 'ulama' berjalan
dijalan Allah untuk meraih lautan haqiqot, yaitu
Sayyid yang mulia, dirinya dijadikan sandaran
yang amat indah, keturunan bangsawan yang
memiliki derajat yang tinggi
Memiliki perkumpulan majlis yang besar, yaitu
sayyid yang besar, yaitu Syaikh Abdul Qodir Al-
Jailani, Semoga Allah Yang Maha kuat lagi
Sempurna menyampaikan Syaikh ke surga yang
dekat kepada Allah dan berhasil harapannya.
Kitab manakib ini bagaikan untaian yang
dirangkum dari berbagai intan permata berisi
fatwa-fatwa dan amalan Syaikh Abdul Qodir Al-
Jailani agar dapat dijadikan perhiasan yang
diperdengarkan kepada yang hadir pada saat
dibacakan dalam amalan-amalan yang penting
dan para peringatan-peringatan ulang tahun
wafatnya Syakih Abdul Qadir Al-Jailani.
Kitab manaqib ini kami ambilkan dari
keterangan para 'ulama ahli Thoriqoh dan para
'ulama yang mempunyai keyakinan Yang
mantap, kecintaanya kokoh kepada Kanjeng
Syaikh Abdul Qodir Al-Jiilani seperti waliyullah
Syaikh Abdul Wahan As-Sya'roni yang sudah
terbukti keberuntungannya dan waliyullah Syaikh
sirojid Dimisqiy penyusun kitab Nitajul arwah.
karena didorong rasa cinta. kami sebar luaskan
manaqib para wali yang telah mencapai tingkat
kesempurnaan amalnya, juga menyebarkan
manaqib para wali yang terpilih, serta
mengharapkan turunya rahmat yang melimpah
dan barokah yang banyak. karena dengan
menyebut-nyebut hal ihwal para 'ulama,
waliyullah tersebut, menyebabkan terbukanya
barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga
turunya mendung kemurahan dari Allah SWT.
Dan aku lepaskan/sampaikan dengan perantara
keluarga yanag mendapat ridho serta meminta
pertolongan dengan Segala kerahasiaaNya.
maka keraskan/semarakkan dengan dzkir.
orang-orang yang mengharap dzikir pembaca
sampai Kepadanya dengan segala kabarnya dan
saya menamakan sebagai perak yang hina
dalam mengingat/berdzikir sebagaian dari sifat
(kebaikan) yang dimiliki Syaikh Abdul Qodir
jailani Yang diridhoi Allah.
Maka kami katakan: bahwa kanjeng syaikh
adalah menjadi syaikhuts tsaqolain, yaitu
syaikhnya jin dan manusia yang sempurna, juga
wali yang mempunyai kewaspadaan yang
sempurna wusul kepada Allah dan mempunyai
kedudukan luhur lagi mulya serta mempunyai
martabat yang tetap dan derajat yang sempurna
dan perilaku yang luhur serta kesempurnaan
yang tinggi, juga menjadi wali Qutub yang ahli
ma'rifat kepada Allah, dan menjadi pemimpin
pertolongan penerangan hati, yaitu putra syaikh
Abi Sholih Musa Janki Dausat.
Disebut juga : Janka dausat putranya Sayikh
"Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Musa Al Juni
bin Abdillah Al Mahdli bin Al Hasan Almutsan bin
Al Hasan As Sibthi bin 'Ali bin Abi Tholib. Dan
putranya Syarifah Fatimah Az Zahro' Putri dari
junjungan kita Muhammad SAW yang menjadi
Rasul.
Nasab atu silsilah keturunan Sayikh Abdul Qodir
Itu bagaikan matahari di waktu duha, bagaikan
siang untuk minculnya cahaya waktu
subuh.Silsilah keturunan Sayikh ini sudah
melekat diwajah Nabi Adam as. Karena itu
malaikat langit diperintah sujid kepada Adam
as. Juga nasab ini sudah disanjung dalam
kitabnya Allah, karenanya siapa yang sengaja
ingkar silsilahnya akan terkalahkan dalilnya.
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)
Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIR
JAILANI Ra BAB II
Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan
didusun Jilan, kota terpencil diluar kota
Tobaristan,pada Tanggal 1 Ramadhan 471 H.
Pada waktu beliau masih bayi, disiang hari bulan
Ramadhan,beliau tidak mau menetek (menyusu),
karena inayah dari Allah kepada beliau.
Dan ketika usianya mendekati balig, Kanjeng
Syaikh gemar mempelajari ilmu pengetahuan,
mengunjungi para ulama' yang mulia lagi
berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalan
sholihnya mencapai derajat yang utama, maka
kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal
utama sangat maju bahkan ibarat lebih dari
burung merak.
Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada
Sayikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan kepada Sayikh
Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad
Al-Jalil, dan Kepada Syaikh AbilHhusaini
Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada
para ulama' yang nampak ilmunya luhur serta
derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng
Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya
bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh
mengunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk
mengali berbagai hal yang bermanfaat dan
berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at
belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang
Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil
Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.
Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bi'at
toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id al-
Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh
mursid yang adabiyahnya meniru mursyidnya
yang sudah sempurnya dan tidak henti hentinya
terpeliharah dari inayah Allah, sehingga derajat
kewalianya terus naik ketingkat kesempurnaan,
karena cita citanya yang luhur beliau dapat
mengalahkan sifat yang tercela dan nafsu
syaithoniayah yang menyesatkan, juga cancut
tali wanda beliau meniggalkan apa yang menjadi
kesenagannya dan hal hal yang mubah(boleh),
juga meningalkan keramaian dunia, pergi
mengembara kehutan di Negeri Irak selama
duapuluh lima tahun sehingga tidak mengenal
orang, bahkan banyak orang yang mencemooh
dan tidak mau memperdulikan, karena keluarga
yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan
diabaikan. pada permulaan beliau melakukan
pengembaraan memang dirasakan banyak
menghadapi tantangan serta kehawatiran-
kehawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat
dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan
pengembaraan kehutan belantara.
pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya
ditutup sobekan kain, berjalan tanpa sandal,
melalui tempat-tempat berduri ditanah-tanah
terjal, yang demikian itu karena beliau tidak
menemukan sandal makananya buah buahan
yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang
daun daun rerumputan yang berada ditepi-tepi
sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak
minum.
pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-
tiba dijumpai seseorang yang kemudian
menberinya sebuah kantong yang berisi penuh
dengan uang dirham sebagai penghargaan
kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk
membeli tepung, jenang dari kurma dan samin
dan duduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati
makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh
kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat
itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah,
sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at
kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu
yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan
syahwat apapun. seketika itu beliau
meninggalkan makan, mengambil saputangan
untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu
menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan
kemudian meninggalkan tempat itu. atas
kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga
oleh Allah dan selalu dalam pertolonganNya.
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)
Terjemahan MANAQIB SYEK ABDUL
QODIRJAILANI ra BAB III
(Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ra.
pertama masuk kota Irak ditemani Nabi Khidir
'alaihi afdlolush sholati wassalam. Dan beliau
belum mengenalnya yang kemudian Nabi Khidir
memberikan persyaratan_persyaratan yang tidak
boleh sekali sekali menyimpang, karena
penyimpangan akan menjadi sebab perpisahan
keduanya. maka Nabi Khidir berpesan kepada
Syaikh : Duduklah ditempat ini. maka duduklah
kanjeng Syaikh ditempat yang disyaratkan
sampai tiga tahun yang setiap tahun sekali Nabi
Khidir datang kesitu. Dan kemudian berpesan
lagi : Jangan sekali-kali meningalkan tempat ini,
sampai aku datang lagi.)
(Pernah pada waktu riyadloh Kanjeng Syaikh
tertidur di emperan istana Raja Madani
dimalamnya yang sangat dingin, tiba -tiba nimpi
mengeluarkan mani, seketika bangunlah beliau
lalu pergi kesungai untuk mandi. kemudiat tidur
lagi dam mimpi yang sama. bangunlah beliau
dan pergi ke sungai mandi lagi, kejadian itu
sampai empat puluh kali dalam semalam.
Kemudian Kanjeng Syaikh naik diatas pagar
tembok emperan agar tidak tertidur lagi demi
menjaga kelanggengan suci dari hadats.
Kebiasaan Kanjeng Syaikh bila berhadats terus
berwudhu lalu sholat sunnah dua raka'at
sehingga senantiasa suci dan tidak pernah
menanggung hadats.)
(Tiada henti-hentinya Kanjeng Syaikh
kesungguhannya dalam menjaga wudhu, bahkan
hal yang demikian itu menjadi kebiasaan sampai
ketingkat wusul kepada Allah SWT. nampak
jelas pancaran nur kewaliaannya, sehingga
nampak juga diwajahnya cemerlang sifat
keluhuran, menghindari segala apa yang harus
dihindari, bahkan pernah berpura pura bisu, gila,
sampai berkali-kali dibawa ke Kota Marostan
untuk diobatkan yang demikian itu malah
membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama'
pada zamannya. Dibidang keilmuanya dan
amalanya, Zuhud dan ma'rifatnya ketokohan dan
Fatwa-fatwanya dapat diterima siapa saja yang
mendengarkan sehingga nama baiknya tersebar
dimanca negara bagaikan peredaran surya.)
(Diceritakan : pernah pada suatu ketika seratus
Ulama' ahli Fiqih Bagdad berkumpul masing
masing membawa masalah, kemudian
dikumpulkan, dan menghadap Kanjeng Syaikh
perlu menguji kemampuannya, setelah ulam' itu
duduk dalam majlis, kanjeng syaikhpun
menundukkan kepala, tiba-tiba keluarlah cahaya
bersinar dari dadanya menembus ke dada para
Ulama itu, maka hilanglah apa yang ada pada
hati mereka, sampai pada Masalah-masalah
yang sudah matang dipersiapkan hilang begitu
saja, para Ulama' tadi menjadi kebingungan,
gemetar dan seakan-akan tidak berdaya juga
kesadarannya, menyobek-nyobek pakaian dan
membuka tutup kepalanya. Kemudian Kanjeng
Syaikh naik kekursinya seraya memberikan
jawaban yang sudah tersimpan dari masing-
masing Ulama tersbut, setelah lengkap
memberikan jawaban masalah masalah itu
semua, para Ulama tadi baru mengakui akan
kelebihan Kanjeng Syaikh, lalu mereka tunduk.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. tiap-tiap hari
mengajarkan tiga belas 'ilmunya yaitu : Tafsir
Al-Qur'an, Hadits, ilmu Khilaf, ilmu ushul ya'ni
Ushul Kalam/ Ushul Fiqih,ilmu Nahwu, ilmu
Qiro'a/Fajwid, ilmu qiro'a/Tajwid, ilmu huruf,
ilmu arudl/qowaafi,ilmu ma'aani, ilmu badi', ilmu
bayan, ilmu manthig, dan ilmu tashouf/thoriqoh.
beliau memberi fatwa mengikuti madzhab Imam
Syafi'i dan imam Hambali ra. Ulama Iraq kagum
atas fatwa beliau, sehingga terlontar ucapan
dari mereka Maha Suci Allah yang memberikan
kepadanya ilmu yang begitu luas.)
(Pernah Kanjeng Syaikh diberi suatu masalah
karena semua Ulama' Bagdad tidak mampu
menjawabnya, masalah itu adalah : ada
seseorang yang bersumpah kalau istrinya jadi
ditalaq tiga. maka orang tadi harus melakukan
ibadah kepada Allah Ta'ala, yang ibadahnya
tidak sedang dikerjakan lain orang pada waktu
itu. Bagaimana orang itu bisa selamat dari
sumpahnya dan ibadah apa yang harus ia
kerjakan ? Maka Kanjeng Syaikh ra. menjawab
seketika : Agar orang tadi selamat dari
sumpahnya, maka ia harus pergi ke Mekkah Al-
Mukaromah, menunggu sepinya orang
melakukan thawaf, bila sudah sepi lalu
mengerjakan thowaf tujuh kali, dengan
demikaian berarti telah lepas dari sumpahnya
dan tidak punya tanggungan apa-apa.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)
Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QUDIR
JAILANI ra. BAB IV
(Adalah Kanjeng Syaikh berpakaian, pakaian
Ulma Jubah besar yaitu pakaian yang menutupi
muka dan kepala, dan kendaraannya bighol/
keledai. Untuk menghormati tamu membuka
kerudungnya dan waktu mengajar beliau duduk
dikursi yang tinggi agar bisa dilihat dan
didengar, ucapanya terang dan lantang.)
(Kadang-kadang Kanjeng Syaikh bagaikan
berjalan diangkasa kemudian kembali lagi
kekursinya,hal itu disaksikan orang-orang hadir,
waktunya hanya diperuntukkan ta'at kepada
Allah semata. Pembantu dekatnya ya'ni Syaikh
Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Fatah Al-
Harowi Mengatakan : saya menjadi peladenya
Syaikh Abdul Qodir ra. selama empat puluh
tahun, adalah beliau selama itu bila sholat subuh
masih menggunakan wudhunya sholat isya'.
Kalau ber-hadats segera memperbaruhi
wudhunya. kemudian mengerjakan sholat
sunnah dua rakaat.)
(Adalah Kanjeng Syaikh setelah sholat isya'
masuk kamar pribadi, tidak satupun orang dapat
masuk dan membukanya, tidak akan keluar
sebelum terbit fajar.Raja Bagdad sudah berkali
kali benar-benar ingin bertemu dengan beliau
pada malam hari, tidak juga bisa bertemu.
Syaikh Abdul Fatah berkata : pernah saya
bermalam semalam dirumah beliau, maka say
tahu beliau sholat sunnah sebentar pada
permulaan malam, kemudian berdzikir kepada
Allah sampai melewati sepertiga dari permulaan
malam.)
(Kemudian beliau membaca asma A'dhom
sembilan yaitu : al-Muhiithu,Arrobbu, Asy-
Syahiidu, Al-Hasibu, Al-Fa'aalu, Al-Khollaaqu,Al-
Kholiqu, Al-Bari-u, Al-Mushowwiru, dan naik
keangkasa sampai hilang dari pandanganku.
Setelah kembali lagi kekamarnya, kemudian
sholat berdiri di atas kedua kaki serta membaca
Al-Qur'an sampai habis waktu sepertiga malam
yang kedua. Adalah sholat beliau sujudnya
sangat panjang, kemudian duduk menghadapkan
jiwanya kehadirat Allah, muroqobah kepadaNya
sampai terbit fajar dengan sopan dan merendah
berdo'a kepada Allah sehingga beliau tertutup
penuh oleh cahaya terang, dengan nampak
terang jelas, sehingga menyilaukan pandangan
mata sampai Kanjeng Syaikh tidak terlihat
karena tertutup oleh Nur/Cahaya.)
(Syaikh Ibnu Abil Fatah juga berkata : kemudian
saya mendengar disampingnya ada yang
mengucapkan salam Assalaamu'alaikum
kemudian Kanjeng Syaikh menjawabnya,
keadaan demikian ini terjadi sampai Kanjeng
Syaikh mengerjakan sholat fajar.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata : Tidak
boleh terjadi sebagai seorang ahli tasauf, siap
dan bertindak sebagai juru penerang/ Guru
mursyid, kecuali sudah mendapat anugerah Alah
ilmunya, politiknya pimpinan negara, ilmu
hikmahnya para ahli hukum. Syaikh Ibnu Fatah
juga mengatakan : pada suatu hari ada seorang
melapor kepada Kanjeng Syaikh, ia mengaku
pernah melihat Allah ta'ala dengan kedua
matanya. Maka beliau bertanya : Benarkah apa
kata orang-orang bahwa engkau pernah melihat
Allah dengan kedua matamu...? Maka orang
tersebut menjawab : Iya benar. Syaikh Ibnu Abil
Fatah selanjutnya melarang mengatakan bahwa
mendengar jawaban orang tersebut Kanjeng
Syaikh melarang mengatakan yang demikian
seraya membentaknya dengan berpesan agar
berhati-hati jangan sampai ucapanya diulang
kembali.)
(Kemudian beliau menoleh kepada mereka
diantara yang hadir sedang menanyakan :
pengakuan seprti itu benar atau salah ? Jawab
kanjeng Syaikh, ia benar... tapi dalam
kebimbangan, sesungguhnya yang melihat Nur
keindahan Allah itu adalah mata hatinya, yang
kemudian mata hatinya menembus kedua mata
kepalanya, maka kepalanya lalu bisa melihat
mata hatinya, cahaya mata hatinya menyatu
dengan cahaya keindahan Allah, sehingga orang
itu berprasangka bahwa mata kepalanya melihat
apa yang sebenarnya dilihat mata hatinya.
Sesungguhnya yang dapat melihat cahaya
keindahan Allah hanyalah mata hati, tetapi ia
belum mengerti. mendengar jawaban kanjeng
syakih tadi, para Ulam' dan ahli thoriqoh
gemetar dan kebingungan.)
(Syaikh Ibnu Abdil Fatah berkata : pada suatau
ketika Kanjeng Syaikh melihat seberkas cahaya
berkilauan menerangi ufuk langit, tidak lama
menampakkan diri seraya memanggil-manggil :
Wahai Abdul Qodir.... aku adalah Tuhanmu..
sungguh aku perbolehkan untukmu semua yang
diharamkan. Maka Kanjeng Syaikh menjawab :
A'UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONIRROJIM
yang artinya : aku berlindung kepada Allah dari
syaithan yang terkutuk. seketika itu cahaya tadi
berubah menjadi gelap dan menyerupai awan
dengan bersuara keras : Wahai Abdul Qodir...,
selamatlah engkau dari ulah sesatku, sebab
ilmumu tentang hukum Tuhanmu adan karena
pemahamanmu tentang kedudukanmu sungguh
aku sudah menyesatkan seperti kejadian ini dari
tujuh puluh orang ahli thoriqoh.)
(Setelah beliau selamat dari godaan syaithan,
kemudian memuji kepada Allah dengan
mengucapkan : Anugerah dan keselamatan
hanya karena Tuhanku. maka ditanyakan kepada
Syaikh : Bagaimana Syaikh bisa tahu
sesungguhnya itu adalah syaithan...? Kanjeng
Syaikh menjawab : dari ucapanya : telahaku
perbolehkan bagimu apa yang diharamkan.
Karena setahu saya Sungguh Allah ta'ala tidak
akan memerintahkan berbuat jahat.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)
Terjemah MANAQIB SYAKIH ABDUL QUDIR
JAILANI ra.BAB V
(Adalah Kanjeng Syaikh Abdul Qodir ra. tidak
mau mengaung-agungkan orang kaya dan berdiri
karena kedatangannya seorang raja dan tidak
juga orang-orang yang mempunyai kedudukan.
Dan adalah seringkali raja bermaksud ziarah
kepada Syaikh, padahal beliau sedang duduk-
duduk kemudian ditinggalkan masuk kekamar
pribadinya.)
(Kemudian baru keluar lagi untuk menemui
setelah khalifah itu duduk. Hal ini dilakukan
kerena memulyakan prilaku ahli tasauf yang
tidak tertarik dengan kedudukan dan harta serta
tidak berdiri haya sekedar kedatangan raja.
Lagian beliau tidak mau berdiri di depan pintu-
pintu raja atau mantri dan juga tidak mau
menerima hadiah dari raja, sehingga raja itu
mencemoohnya atas ketidak diterimanya
pemberian itu. maka Kanjeng Syaikh berkata
kepada sang raja : Kalau begitu silahkan bawa
sendiri hadiah itu kesini. rajapun menerimanya,
kemudian membawa sendiri buah apel untuk
Kanjeng Syaikh. tiba-tiba buah apel itu
didalamnya penuh darah dan nanah. maka
berkatalah Kanjeng Syaikh kepada raja : kenapa
raja selalu mencemooh dan mencela saya...?
padahal saya tidak mau buah apel ini, karena
seluruhnya penuh dengan darah manusia. Maka
raja itu minta ma'af dan bertaubat dihadapan
Kanjeng Syaikh, selanjutnya raja itu sering
ziarah kepada beliau sebagaimana kebanyakan
orang dan menjadi sahabatnya sampai
meninggal.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. yang mempunyai
derajad tinggi, namanya harum tersebar
kemana-mana, beliau mau menghormati kepada
fakir miskin, menemani duduk, membersihkan
sendiri kutu kutu yang ada dipakaianya.
Beliau penah mengatakan : Seorang fakir yang
mau sabar lebih utama dari orang kaya yang
bersyukur,dan orang fakir yang bersyukur, lebih
utama dari keduanya dan orang fakir yang mau
bersabar dan bersyukur, lebih utama dari
semuanya.)
(Tidak senang dan tidak merasa ni'mat
menerima bala', kecuali orang yang tahu kepada
Dzat yang menurunkan bala', yaitu Allah SWT.
dan adalah Kanjeng Syaikh juga berkata :
ikutilah sunnah Rasulullah Saw. dan jangan
melakukan bid'ah, berbakti kepada Allah dan
RasulNya jangan sampai keluar dari islam,
bersabarlah dan jangan menggumam,
berharaplah untuk mendapatkan kesejahteraan
dan jangan putus asa, berkumpullah dalam
majlis Dzikir kepada Allah ta'ala, jangan bercerai
berai, bersihkan dirimu dengan bertaubat dari
segala dosa dan jangan berlumuran noda dan
secara rutin menghadap dipintu Allah untuk
mohon ampunan.)
(Kanjeng Syaikh berkata juga : Jika terkena
cobaan, jangan menginginkan mendapat
keni'matan dan menghindar dari cobaan, karena
suatu keni'matan pasti datang juga kepadamu
sesuai ketentuan Allah, diharapkan
maupuntidak. demikian pula cobaan, suka atau
tidak pasti akan menimpanya,maka iyu berserah
dirilah segala urusan kepada Allah yang
mengatur sesuai dengan kehendaknya. maka
bila keni'matan datang kepadamu, maka
sibukkanlah dirimu dengan mengingat Allah dan
banyak bersyukur, dan bila cobaan yang
menimpa maka sibukkanlah dirimu dengan
kesabaran dan kesadaran.bila ingin mendapat
tempat yang tertingi disisi Allah dan sebagai
suatu keni'matan, maka perlu disadari bahwa
cobaan yang menimpa orang mukmin bukan
sebagai malapetaka, tetapi datang untuk
menguji Iman.)
(Kata Kanjeng Syaikh lagi : tidak boleh terjadi
didalam majlis untuk menghadap kepada Allah
ta'ala, kecuali membersihkan dirinya dari
kotoran dan dosa. dan tidak akan dibuka hatinya
untuk ma'rifat kepada Allah, kecuali hatinya
dikosongkan dari pengakuan mempunyai perilaku
baik dan dari perbuatan yang meresahkan.
apabila kebiasaan manusia sudah berlumuran
dosa dan tidak mau membersihkan, maka Allah
ta'ala menurunkan berbagai penyakit lahir
ataupun bathin kepada mereka sebagai tebusan
dan pembersih dosa-dosanya, agar yang
demikian itu sesuai majlis menghadap dan
mendekat kepada Allah, baik mereka sadar
maupun tidak.)
(Kata Kanjeng Syaikh lagi : Berhati-hatilah
kamu... jangan sampai menyakiti seseorang
atau membencinya, kecuali sudah
memperhatikan perbuatanya dengan
berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah Rasul, agar
kamu senang,benci tidak sekedar menuruti hawa
nafsu.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)
Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIR
JAILANI ra. BAB.VI
(Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh Abdul
Qodir, pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat,
karena mewarisi Eyangnya yaitu Nabi SAW.
orang yang melihatnya sempat menanyakan
lantaran apa yang menyebabkan..? Maka
Kanjeng Syaikh menjawab : Untuk apa lalat
hingap pada diriku, yang pada diriku ada tujuan
untuk mendapatkan keni'matan dunia dan
madunya akhirat, melainkan hanya semata mata
ikhlas karena Allah.)
(dari sebagian kekaromahannya, satu ketika
beliau duduk mengambil air wudhu kejatuhan
kotoran burung emprit, lalu beliau mengangkat
kepalanya, maka jatuhlah burung itu dan mati.
kemudian beliau melepas pakaiannya untuk
dicuci lalu disedekahkan sebagai tebusan burung
tadi. dan berkatalah beliau : bila pada saya ada
dosa maka itulah tebusannya.)
(Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag
perempuan datang kepada beliau dengan
membawa putranyadiserahkan kepada beliau
untuk menjadi santrinya dan belajar ilmu suluk.
putra tadi diterima, kemudian diperintahkan
memerangi nafsunya serta menjalankan ibadah
sebagaimana dilakukan oleh ulama-ulama salaf.
Suatau hari ibunya sowan kepada Kanjeng
syaikh, dilihat anaknya menjadi kurus, si ibu
kemudian masuk kedalam kamar kanjeng Syaikh
dan melihat didepanya tulang tulang aYam dari
sisa daharan Kanjeng Syaikh. maka si ibu
kemudian menanyakan arti dari semua itu. Maka
Kanjeng Syaikh meletakkan tanganya diatas
tulang tadi sambil berkata : Berdirilah atas izin
Allah yang menghidupkan tulang-tulang yang
hancur, maka berdirilah tulang tulang itu kembali
menjadi ayam dan berkokok : "LAA
ILAAHAILLALLOOH-MUHAMMADUR
RASUULULLOOH-ASY-SYAIKHU"ABDUL QOODIR
WALIYYULLOOHI" artinya : Tidak Ada Tuhan
melainkan Allah, Muhammad utusan Allah,
Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. maka
beliau berkata kepada si ibu : Kalau anak mu
sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh
makan sekehendaknya.)
(Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari
ketika angin sedang berhembus kencang ada
seekor burung elang diatas majelis pengajian
beliau dengan suara yang keras dan suaranya
menggangu orang orang yang hadir dimajelis itu,
maka beliau berkata : Wahai angin, potonglah
kepala burung itu. maka seketika jatuhlah
burung itu dengan keadaan kepala terputus.
kemudian beliau turun dari kursinya, mengambil
burung tadi mengelus elus dengan membaca :
"Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka burung itu
hidup kembali dan terbang lagi dengan izin Allah
ta'ala, akan hal itu disaksikan oleh orang orang
yang hadir dimajelis itu.)
Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIR
JAILANI ra. BAB VII
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata, bahwa
beliau melahirkan rasa syukur atas keni'matan
yang diberikan kepadanya, karena firman Allah
ta'ala : Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka
hendaklah kamu menyebut - nyebutNya : Tiada
seorang muslim yang melewati pintu
madarasahku, melainkan Allah akan
meringankan siksa yang menimpa pada hari
kiamat. Dan diberitakan bahwa sesungguhnya
ada seorang yang menjerit - jerit dalam
kuburnya, maka Kanjeng Syaikh mendatangi
kubur itu dan berkata : Sesungguhnya orang ini
pernah mengunjungi saya sekali, maka
semestinya Allah mengasihinya. maka sejak itu
tidak lagi terdengar suara menjerit - jerit dari
dalam kubur tadi.
Kanjeng Syaikh ra. berkata : Syaikh Husain Al-
Halaj pernah terpeleset satu kali dalam
menjalnkan kewaliannya, hanya saja waktu itu
tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya,
seandainya saya hidup pada zamannya, pasti
saya akan menolongnya, karena saya akan
menolong orang - orang yang terpeleset dari
sahabat - sahabatku, murid muridku dan orang -
orang yang cinta kepadaku sampai hari kiamat,
saya gandeng tangannya, baik mereka masih
hidup maupun setelah mati.)
(Disebabkan karena kudaku sudah terpasang
pelananya dan tombakku sudah tertancapkan
dan pedangku sudah terhunus dan anak panahku
sudah terpasang busurnya untuk menjaga
santriku yang sedang lupa, dan Kanjeng Syaikh
ra. berkata lagi : Saya ini ibarat apinya Allah
yang telah dinyalakan. Saya ini Waliyullah yang
akan merobek setiap orang yang tidak punya
sopan santun kepadaku dan saya diberi ilmu
bagaikan lautan yang tidak bertepi, saya ini
dijaga oleh Allah, saya waliyullah yang
diperhatikan. Wahai orang-orang yang berpuasa
disiang hari, wahai yang bertahajjud dimalam
harinya, wahai orang yang tinggal digunung yang
sudah dibinasakan gunung-gunugnya, wahai
orang-orang ahli gereja yang sudah dirobohkan
gereja-gerejanya, menghadaplah kalian untuk
ta'at melaksanakan perintah-perintah Allah,
wahai wali rijal, wahai wali abthol, wahai wali
athfal, kemarilah kalian kepadaku, ambillah ilmu
dari waliyullah yang bagikan lautan yang tiada
bertepi.)
(Adalah Kanjeng Syaikh ra. warna kulitnya sawu
matang, kedua alisnya bertemu, jenggotnya
lebat dan panjang, dadanya bidang, badannya
ramping, tingginya sedang, suaranya nyaring,
dan merdu, mudah menetes air matanya, sangat
takut kepada Allah ta'ala, besar kewibawaannya,
do'anya mustajabah, luhur budi pekertinya,
keatas maupun kebawah keturunannya baik,
paling jauh-jauhnya manusia dari perbuatan
jahat, dan sedekat dekatnya manusia kepada
perbuatan yang benar, sangat dimurkanya bila
mengetahui larangan Allah diterjang,tidak marah
karena hanya menuruti hawa nafsunya, tidak
mau menolong karena selain Allah, tidak pernah
menolak orang minta-minta walaupun salah satu
bajunya yang diminta, pertolongan Allah yang
menjadi dasar pokok hidupnya.semua thoriqnya
dikuatkan oleh Allah, ilmunya menjadi pembersih
kotoran, pendekatannya kepada Allah
menguatkan kewaliannya, ingat kepada Allah
dengan hudlur yang menjadi gudangnya,
ma'rifatnya kepada Allah menjadi bentengnya,
munajatnya kepada Allah menjadi amal
perbuatannya, kewaspadaannya sebagai
pengubung dirinya kepada Allah, mesra kepada
Allah menjadi kawan berbincangnya, lapang
dada menjadi kecintaannya, kebenaran menjadi
lambang hidupnya, terbukanya hati menjadi
bekalnya, sifat penyantun menjadi wataknya,
dzikir kepada Allah menjadi ucapannya,
persaksiannya kepada Allah menjadi obat,
peraturan agama menjadi jembatannya, semua
sifat-sifat ilmu hakikat menjadi kepribadiannya,
menyerah dan puas akan ketentuan Allah,
dengan menyadari tidak ada daya dan kekuatan
kecuali pertolongan dari Allah, thoriqohnya
menurut tauhid, meyakinkan ke Esaan Allah,
dzikir dengan hati yang hudlur pada waktu
bertandang ibadah kepada Allah, beliau adalah
seorang yang sangat menyadari akan
kejadiannya sebagai hamba Allah, dengan
secararutin beribadah kepada Allah, bukan untuk
sesuatau dan tidak karena sesuatu, tetapi
ibadahnya ikhlas karena sebagai hamba yang
setia kepada sifat-sifat kesempurnaan Allah dan
beliau adalah hamba Allah yang agung, yang
selalu menyatu jiwanya dengan Allah waktu
berdzikir dan disertai menepati terhadap hukum-
hukum Allah.)
(Keistimewaan-keistimewaan kanjeng Syaikh ra.
masih banyak lagi, perilaku utamanya namapak
jelas, bahkan lebih terang dari matahari diwaktu
duhur. beliau wafat pada hari jum'at tanggal
sebelas, Rabi'ul akhir 571 H. umurnya sembilan
puluh satu tahun. makamnya dikampung Bebul
Aroj, Baghdad dan banyak dikunjungi orang dari
berbagai manca negara. Semoga Allah
meridhoinya dan memberikan kemanfa'atan
kepada kita semua aebab beliau, Allahumma
amiin.)
"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR
RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL
ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."
=mk(ya Allah , Hamparkanlah bau harum
keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan
anugerahkan kepada kami berkat rahasia
kewalian yang Engkau titipkan kanjeSyaikh)