EMOTICON LUCU





































COPRIYING FROM FACEBOOK.COM

DUPA WANGI, DUPA HARUM, MEMBAKAR WANGI-WANGIAN

MEMBAKAR SESUATU YANG BERBAU "WANGI" ADALAH SUNNAH BUKAN DUKUN
Hukum membakar wangi2an
Membakar dupa wangi ketika berdzikir, membaca al-Qur'an, berada di majlis ilmu maka wangi-wangian (tathayyub) hukumya sunnah berdasarkan senangya Nabi Muhammad Saw.
Pada sesuatu yang harum dan nabi senang dengan wewangian.
Bliau Saw. sering memakainya dan mendorong para sahabat untuk menggunnakanya.
(Lihat dalam kitab Bulghat ath-Thullab halaman
53-54).
ﻣﺴﺌﻠﺔ ﺝ: ﺍﺧﺮﺍﻕ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ ﻋﻨﺪ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻛﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﻭﻣﺠﻠﺲ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻪ ﺍﺻﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻥ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﺤﺐ ﺍﻟﺮﻳﺢ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﻭﻳﺤﺐ ﺍﻟﻄﻴﺐ ﻭﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻬﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ
ﺑﻠﻐﺔ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﺹ ٥٣ - ٥٤
ikhroqu al bukhuri 'inda dzikri allahi ta'alaa wa nahwihi ka qiroati al qur'ani wa majlisi al 'ilmi lahu ashlun fi as sunnati min hatsu anna an nabiyya SAW yuhibbu ar riiha ath thiiba al hasana wa yuhibbu at tgiiba wa yasta'maluhuma katsiiron wa yahaddhu 'alaihima wa yaquulu hubbiba ilayya min dunyakum an nisaa'u wa ath thiibu wa ju'ilat qurrotu 'ainii fi ash sholaati.
“Membakar dupa atau kemenyan ketika berdzikir pada Allah dan sebagainya seperti membaca al-Qur'an atau di majlis-majlis ilmu, mempunyai dasar dalil dari al-Hadits yaitu dilihat dari sudut pandang bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad Saw.
menyukai bau wangi dan menyukai minyak wangi dan beliau pun sering memakainya.”
(Bulghat ath-Thullab halaman 53-54).
ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺒﺨﺮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻣﻦ ﺣﻴﻦ ﻳﻤﻮﺕ ﻻﻧﻪ ﺭﺑﻤﺎ ﻇﻬﺮ ﻣﻨﻪ ﺷﺊ ﻓﻴﻐﻠﺒﻪ ﺭﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟﺒﺨﻮﺭ
“Sahabat-sahaba t kita (dari Imam Syafi’i) berkata:
“Sesungguhnya disunnahkan membakar dupa di dekat mayyit karena terkadang ada sesuatu yang muncul maka bau kemenyan tersebut bisa mengalahkan/ menghalanginya.”
(Al-Majmu' Syarh Muhadzdzab juz 5 halaman 160)