INTRAOSEUS
Dalam Kegawatdaruratan Akses pembuluh darah vena sangat diperlukan guna resusitasi,
jenis akses
- vaskuler :
1. Vena perifer
2. Vena sentral
3. Intraoseus
- Jalur tabung endotrakeal jarang digunakan hanya digunakan untuk adrenalin, lidokain dan nalokson pada resusitasi bila akses vaskular tidak dapat dicapai dalam waktu tiga menit.
- Pemberian obat intrakardial tidak dianjurkan pada resusitasi jantung paru karena risiko laserasi pembuluh darah koroner, tamponade jantung dan pneumotoraks lagi pula tidak menghasilkan sirkulasi obat yang lebih cepat dari jalur intravena. Pemberian intrakardial juga menyebabkan ventilasi dan penekanan dada harus dihentikan sebentar .
INFUS INTRAOSEUS
Daerah tusukan pilihan pertama adalah tibia, yakni pada sepertiga atas tibia bagian anteromedial, guna menghindari kerusakan lempeng epifisis (yang posisinya lebih kranial). Pilihan daerah lain adalah femur distal, 2 cm di atas kondilus lateralis.
Peralatan :1. Alat aspirasi sumsum tulang atau jarum intraoseus, ukuran 15–18G (bila tidak ada, 21G). Jika tidak tersedia dapat dipakai jarum hipodermik kaliber besar, atau jarum bersayap untuk anak kecil
2. Larutan antiseptik dan kasa steril untuk membersihkan tempat tusukan
3. Semprit steril ukuran 5 ml yang berisi garam normal
4. Semprit steril ukuran 5 ml untuk cadangan
5. Peralatan infus
6. Sarung tangan steril
Prosedur
Tempatkan bantalan di bawah lutut anak hingga lutut fleksi 30°, dengan tumit berada di meja tindakan
Tentukan posisi yang tepat (seperti yang ditunjukkan dalam gambar)
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
Bersihkan sekeliling posisi dengan larutan antiseptik
Stabilkan posisi tibia proksimal menggunakan tangan kiri (saat ini tangan kiri dalam keadaan tidak steril) dengan menggenggam paha dan lutut di sebelah proksimal dan lateral tempat suntikan, tetapi tidak langsung di belakang tempat suntikan
Palpasi ulang tempat tusukan dengan tangan yang terbungkus sarung tangan steril (tangan kanan)
Tusukkan jarum dengan sudut 90° dengan lubang jarum menghadap ke kaki
Dorong jarum perlahan dengan gerakan memutar atau mengebor
Hentikan dorongan bila terasa ada tahanan yang berkurang secara tibatiba atau ketika darah keluar. Sekarang, jarum telah tertanam dengan aman di tulang
Keluarkan kawat jarumnya (stylet)
Isap 1 ml isi sumsum (serupa seperti darah) menggunakan semprit ukuran 5 ml untuk memastikan bahwa jarum sudah tertanam di rongga tulang
Pasang semprit lain 5 ml yang terisi garam normal.
Stabilkan posisi jarum dan perlahan suntikkan sebanyak 3 ml, sambil palpasi di sekitarnya untuk melihat kalau-kalau ada kebocoran di bawah kulit.
Bila tidak terlihat adanya infiltrasi, jalankan infus
Balut dan fiksasi jarum pada tempatnya.
Catatan : Kegagalan aspirasi isi tulang sumsum bukan berarti jarum tidak tertancap dengan benar.
Pantau jalannya infus dengan seksama dengan memperhatikan aliran cairan dan respons klinis
Cek bahwa betis tidak bengkak selama proses infus.
Hentikan infus intraoseus segera bila infus vena tersedia.
Dalam keadaan bagaimana pun, infus intraoseus tidak boleh melebihi 8 jam.
Komplikasi meliputi :
Penembusan yang tidak sempurna pada korteks tulang
Tanda: Jarum tidak terfiksasi dengan baik, terjadi pembengkakan di bawah kulit.
Penembusan pada korteks tulang posterior (lebih umum terjadi)
Tanda: timbul penimbunan cairan, betis menegang
Terjadi infeksi
Tanda: selulitis di tempat infus.
Sumber :
www.ichrc.org/a122-infus-intraoseus
jenis akses
- vaskuler :
1. Vena perifer
2. Vena sentral
3. Intraoseus
- Jalur tabung endotrakeal jarang digunakan hanya digunakan untuk adrenalin, lidokain dan nalokson pada resusitasi bila akses vaskular tidak dapat dicapai dalam waktu tiga menit.
- Pemberian obat intrakardial tidak dianjurkan pada resusitasi jantung paru karena risiko laserasi pembuluh darah koroner, tamponade jantung dan pneumotoraks lagi pula tidak menghasilkan sirkulasi obat yang lebih cepat dari jalur intravena. Pemberian intrakardial juga menyebabkan ventilasi dan penekanan dada harus dihentikan sebentar .
INFUS INTRAOSEUS
Daerah tusukan pilihan pertama adalah tibia, yakni pada sepertiga atas tibia bagian anteromedial, guna menghindari kerusakan lempeng epifisis (yang posisinya lebih kranial). Pilihan daerah lain adalah femur distal, 2 cm di atas kondilus lateralis.
Peralatan :1. Alat aspirasi sumsum tulang atau jarum intraoseus, ukuran 15–18G (bila tidak ada, 21G). Jika tidak tersedia dapat dipakai jarum hipodermik kaliber besar, atau jarum bersayap untuk anak kecil
2. Larutan antiseptik dan kasa steril untuk membersihkan tempat tusukan
3. Semprit steril ukuran 5 ml yang berisi garam normal
4. Semprit steril ukuran 5 ml untuk cadangan
5. Peralatan infus
6. Sarung tangan steril
Prosedur
Tempatkan bantalan di bawah lutut anak hingga lutut fleksi 30°, dengan tumit berada di meja tindakan
Tentukan posisi yang tepat (seperti yang ditunjukkan dalam gambar)
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
Bersihkan sekeliling posisi dengan larutan antiseptik
Stabilkan posisi tibia proksimal menggunakan tangan kiri (saat ini tangan kiri dalam keadaan tidak steril) dengan menggenggam paha dan lutut di sebelah proksimal dan lateral tempat suntikan, tetapi tidak langsung di belakang tempat suntikan
Palpasi ulang tempat tusukan dengan tangan yang terbungkus sarung tangan steril (tangan kanan)
Tusukkan jarum dengan sudut 90° dengan lubang jarum menghadap ke kaki
Dorong jarum perlahan dengan gerakan memutar atau mengebor
Hentikan dorongan bila terasa ada tahanan yang berkurang secara tibatiba atau ketika darah keluar. Sekarang, jarum telah tertanam dengan aman di tulang
Keluarkan kawat jarumnya (stylet)
Isap 1 ml isi sumsum (serupa seperti darah) menggunakan semprit ukuran 5 ml untuk memastikan bahwa jarum sudah tertanam di rongga tulang
Pasang semprit lain 5 ml yang terisi garam normal.
Stabilkan posisi jarum dan perlahan suntikkan sebanyak 3 ml, sambil palpasi di sekitarnya untuk melihat kalau-kalau ada kebocoran di bawah kulit.
Bila tidak terlihat adanya infiltrasi, jalankan infus
Balut dan fiksasi jarum pada tempatnya.
Catatan : Kegagalan aspirasi isi tulang sumsum bukan berarti jarum tidak tertancap dengan benar.
Pantau jalannya infus dengan seksama dengan memperhatikan aliran cairan dan respons klinis
Cek bahwa betis tidak bengkak selama proses infus.
Hentikan infus intraoseus segera bila infus vena tersedia.
Dalam keadaan bagaimana pun, infus intraoseus tidak boleh melebihi 8 jam.
Komplikasi meliputi :
Penembusan yang tidak sempurna pada korteks tulang
Tanda: Jarum tidak terfiksasi dengan baik, terjadi pembengkakan di bawah kulit.
Penembusan pada korteks tulang posterior (lebih umum terjadi)
Tanda: timbul penimbunan cairan, betis menegang
Terjadi infeksi
Tanda: selulitis di tempat infus.
Sumber :
www.ichrc.org/a122-infus-intraoseus
0 comments:
Post a Comment